Sabtu, 28 Januari 2012

I'll Remember Of You


main cast : Jo Kwangmin, Yuna
genre : Romantic 
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku masih teringat kata-kata terakhir yang diucapkannya kepada ku sebelum ia meninggalkan ku untuk selamanya. “hyung, apakah kau menyayangiku???”
yah, jika mengingat itu entah kenapa ada rasa penyesalan yang muncul di dadaku. Sesak rasanya. Penyesalan atas apa yang telah aku lakukan selama ini kepada saudara kembarku sendiri. Youngmin. Jika aku bisa mengulang waktu, ah tidak, berikan saja aku waktu setidaknya 1 hari untuk menebus semua kesalahan ku padanya selama ini. setidaknya aku ingin membahagiakannya meskipun hanya untuk satu hari saja. Tapi apalah dayaku. Semua itu tidak mungkin akan terjadi. Perlahan air mata ku kembali mengalir untuk kesekian kalinya. Kupandang wajah youngmin di framefoto yang ada ditanganku. Dia tersenyum bahagia. Dengan sebuah rapot ditangannya. Kupandangi foto itu dengan tatapan nanar. Foto ketika ia lulus SMP. Waktu itu ia mendapat peringkat pertama dan meraih nilai tertinggi. Sesuatu yang sangat dibanggakan kedua orang tuaku. Tidak dapat ku pungkiri bahwa youngmin memang anak yang dibanggakan oleh amma dan appa. Ia pintar, sopan, baik hati pada semua orang termasuk kepada ku yang selalu membencinya, dan kurasa ia memang sedikit lebih tampan dari ku. Berbeda dengan ku yang selalu tampil acak-acakan, kasar, dan aku tidak sepintar youngmin. Aku selalu mendapat peringkat paling akhir di kelasku. Itulah yang membuat ku pesimis terhadap youngmin. Aku selalu iri padanya yang dilahirkan begitu sempurna.
“kwangmin… kamu harus makan, nanti kamu sakit” ucap amma membangunkan ku dari lamunanku
Aku diam, masih memandang foto yang tadi ku ambil dari kamar youngmin. “aku kangen youngmin amma..”jawab ku dengan isakan yang terdengar sayu, terdengar membahan di kamarku yang lumayan luas.
Amma memeluk ku. Ia ikut menangis. Entah karena tidak tega karena melihat ku yang seperti ini atau karena ia juga merindukan youngmin. Amma mengusap tangisnya. Bersikap tegar meskipun dapat kulihat ada butiran air mata yang tertahan di matanya. “sayang, kita harus iklas, mungkin inilah yang terbaik bagi youngmin. Mungkin di atas sana ia bahagia dan tersenyum pada kita saat ini. apakah kau bahagia jika youngmin bahagia?
Aku mengangguk pelan.. kembali amma memeluk ku dengan penuh kehangatan.
***
Kujalani pagi ini dengan gontai. Aku kembali bersekolah setelah selama 1 minggu masih menjalani perawatan pasca operasi. Operasi transplantasi jantung. Ya.. Jantung yang di donorkan oleh youngmin. Mungkin  hanya ini pemberian terakhir yang  yaoungmin berikan kepada ku. Dan hanya jantung inilah yang membuat aku merasa lebih dekat dengan youngmin. Dapat kurasakan degupan jantung youngmin. Degupan jantung yang telah menyelamatkan nyawaku dari kematian.
“kwangmin…” ucap seseorang pada ku. Minwoo, teman sekelasku. Aku tidak terlalu akrab dengan teman-teman dikelasku, bahkan bisa dibilang aju tidak memiliki seorang teman sekalipun. Dan ini kali pertamanya aku dan minwoo berbicara. Aku menoleh. “aku turut berduka cita, dan aku harap kau bisa lebih sabar” ungkapnya penuh perhatian
“gomawo” jawab ku pelan. Sudah berapa banyak orang yang melontarkan kalimat itu padaku. Keluarga, Sahabat youngmin, maupun guru-guru di sekolah. Semua ucapan ku jawab dengan ucapan terimakasih dan ada beberapa hanya ku jawab dengan anggukan dan senyuman seadanya. Otak ku kini rasanya kosong, hanya ada ruang hampa tanpa isi. Aku tidak tau lagi harus berkata apa.

Jam pertama telah selesai. Selama mr. lee menjelaskan di depan kelas tak satupun pelajaran yang diberikannya dapat diterima oleh otak ku. Entah kenapa otak ku hari ini yang memang bermasalah atau memang dari dulu otak ku yang tidak pernah bekerja. Buktinya nilai-nilaiku selalu jauh dari rata-rata. Dan pernah suatu saat aku hampir di D.O dari sekolahan karena nilaiku yang begitu anjlok dan didukung dengan absensiku yang selalu bolos jam pelajaran. Waktu itu youngminlah yang mati-matian membelaku di depan kepala sekolah. Ia memberikan jaminan kalau aku akan mendapatkan nilai lebih baik dari sebelumnya. Dia bilang dia yang akan memastikannya dan menjadi mentor ku supaya nilaiku lebih baik lagi. Dan kepala sekolah mempercayainya, aku tidak jadi di D.O. mengingat hal itu aku tersenyum, kenapa ia selalu membelaku. Padahal aku selalu jahat terhadapnya. Ia selalu ada untuk ku. Ia bagaikan malaikat pelindung ku.

Jam istirahat. Kembali kulakukan kegiatan rutin ku. Atap sekolah. Aku tak menyangka bakalan ketempat ini lagi setelah kejadian itu. Aku duduk menatap langit biru. Dengan sedikit awan putih disekitarnya. Angin sepoi-sepoi kembali menerpa wajah ku dengan lembut. Aku sangat menikmatinya.

“kau selalu kesini..?” seseorang mengejutkan ku. Siapa? Bukankah siswa disini tidak ada yang suka keatas gedung. Pikirku dalam hati.

 Aku mencari asal suara tersebut, ku lihat sekeliling. Seorang yeoja datang menghampiriku. Baru kali ini aku melihatnya. Apakah ia siswa disini atau aku yang terlalu cuek dan tidak perduli  kalau selama ini ada seorang yeoja secantik ini disekolah ku. Ku pandangangi ia sejenak. Wajah cantik, rambut panjang lurus dan di kuncir kebelakang, kulitnya putih bersih.

“hei, kau tidak menjawab ku” tanya nya lagi. Aku terbangun dari lamunanku “apakah kau selalu kesini? Aku suka disini, tempatnya tenang, sepi, dan itu membuat ku nyaman”ucapnya. Ia memejamkan matanya, merentangkan kedua tangannya. Persis seperti yang kulakukan setiap kali kesini. Menghirup udara sejuk dan menikmati anugrah indah yang diciptakan oleh tuhan.

Kupandangi lagi. Siapa yeoja satu ini. baru kali ini ada orang yang menyukai tempat ini selain aku. Pikirku. Ia masih memejamkan matanya. Tak perduli akan keberadaan ku.
Kringggggggg…….. bel masuk berbunyi. Ku tinggalkan ia seorang diri tanpa memperdulikannya. “Yeoja yang aneh” ucap ku dalam hati.

Jam kedua pelajaran mrs. Bora mata pelajaran sejarah yang paling tidak aku sukai. Biasanya setiap pelajaran sejarah aku selalu bolos, tapi kali ini tidak. Aku berjanji akan belajar sungguh-sungguh mulai sekarang, sesuai janjiku pada youngmin.
Mrs. Bora memasuki ruangan kelas dengan membawa tumpukan buku. Tapi kali ini ia tidak seorang diri. Dibelakangnya ada seorang yeoja. “mwo… bukannya dia yeoja yang tadi kutemui di atas gedung???” ucap ku dalam hati tidak percaya. Semua orang dikelas memandanginya. Terutama para namja yang sejak tadi tidak henti-hentinya bersiul memandanginya tanpa berkedip.
“dia adalah siswi pindahan dari mokpo” mrs. Bora menjelaskan ”kajja, perkenalkan dirimu”ucapnya lagi
“annyeong haseo, jonen yuna imnida” ucapnya sembari tersenyum “mokpo wassemnida, hmmm… mannaso bangabsemnida, kamsahamnida”
“yee, annyeong haseo yuna~ssi” jawab Semua orang. Ia kembali tersenyum. Manis sekali.
“yuna, silahkan cari tempat dudukmu” anjur mrs. Bora. Semua namja berebutan mengajaknya duduk. Tapi ia menolaknya, dan ia menghampiri ku yang duduk seorang diri di belakang. “apakah kursi ini kosong?” tanyanya.
“kelihatannya? Jawab ku singkat. Ia duduk di samping ku. Entah kenapa ia lebih memilih duduk dibelakang dengan ku, padahal masih banyak kursi kosong yang lain. Tapi, ya sudah lah aku tidak perduli toh itu kehendaknya, dan saat ini aku malas untuk memikirkannya.
Aku kembali berkonsentrasi terhadap buku yang ada dihadapan ku. Yah, untuk kali pertama aku membaca buku ini yang beberapa lama rapi tersimpan di laci kamar ku.

***

Akhirnya jam pelajaran telah usai. Aku merapikan buku-buku dan memasukkannya kedalam tasku. “rumah mu dimana?”Tanya yuna ramah. Aku tak menjawabnya, masih sibuk dengan buku-buku ku. “apakah kau mau pulang bersama ku, aku tidak tapi mengenal daerah sini karena aku baru pindah dan baru seminggu di seoul” ucapnya lagi
“aku sibuk, kau minta antar dengan namja lain saja” jawabku dingin. Aku bangkit dari kursi. Bukannya ia marah atau tersinggung dengan ucapanku, ia malah mengikuti ku.
“ya~ sudah ku bilang aku sibuk tidak bisa mengantarmu pulang, kau cari namja lain saja” ucapku padanya yang sejak tadi mengikuti ku pulang.
“aniyo, siapa yang mengikutimu. Ini memang jalan menuju rumahku kok”jawabnya
“aish… ya sudah tapi jauh-jauh dari ku. Aku tidak mau orang-orang nantinya berpikir lain melihat ku” jawab ku sedikit kesal
“mwo, waeyo.. berpikiran tentang apa? Kalau kita sepasang kekasih begitu? Huh?” jawabnya asal.
“aish.. sudah, jauh-jauh, ara!” ucapku dan secepat mungkin berjalan meninggalkannya. “Ach, ada apa dengan yeoja satu ini. baru juga sehari sudah membuatku kesal. Dasar yeoja yang aneh”. Umpat ku dalam hati dan kulihat kebelakang sosok yeoja itu sudah tidak ada lagi. “humf, sukurlah”

***

“sudah sebulan aku pindah sekolah kesini, tapi sepertinya hanya kau yang tidak menerimaku sekolah disini. Kau ada masalah dengan ku? Atau ada ucapanku yang membuatmu marah atau tersinggung,huh? Aigo… baru kali ini ada namja yang menolak kedatangan yeoja cantik seperti ku”

Begitulah serentetan kata-kata yang yona keluarkan dari mulutnya yang manis padaku. Kata-kata yang membuat mood ku buruk akhir-akhir ini. entah apa yang harus kulakukan menghadapi yeoja bawel satu ini. semakin ku diam semakin ia sering membuat ku kesal. Ach, kenapa ia tidak mengganggu namja lain saja sih, kenapa harus aku!
Aku bangkit dari tempat dudukku. “ya~ kau mau kemana?tanya nya lagi
“bukan urusanmu”
Ia ikut bangkit dari kursinya “apakah mau keatap gedung lagi? Aku ikut…”
Aku tak menggubrisnya. Tetap berjalan menuju tempat favoritku selama ini. atap gedung sekolah.

Setibanya di atap gedung seperti biasa aku selalu menyapa angin sahabat ku yang selalu menemaniku selama ini. Dengan memejamkan mata dan merentangkan kedua tanganku. Yuna mengikuti ku. Memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya. “ach, nyamannya…”ucap nya sembari tersenyum
Sebenarnya dengan keberadaan yuna disini membuat ku lebih nyaman. Setidaknya ada seorang yang benar-benar ada menemaniku meskipun jarang sekali kami berbicara satu sama lain. Dia membuatku sedikit tidak mengenang akan kepergian youngmin lagi.
Segala cara ku lakukan untuk menghindari kontak fisik dengan yeoja satu ini. tapi tetap saja, tidak bisa.

Kuberanikan diri, mengeluarkan kata-kata yang kupendam selama satu bulan ini padanya. “sebenarnya apa mau mu. Kenapa kau selalu mengganggu ku, bukankah banyak namja lain yang mengejar-ngejarmu. Tapi kau selalu mengikuti ku. Sudah jelas-jelas aku mengusirmu tapi kau selalu mendatangi ku. Sebenarnya apa mau mu hah?
“karena aku menyukai mu” jawabnya singkat
Aku terdiam. “Apa yang ia ucapkan barusan? Ia menyukai ku? Hah, yang benar saja. Apakah ia salah orang. Atau ia memang tidak waras?” sejumlah pertanyaan berkecamuk di dalam pikiran ku.
“ya~, kwangmin… gwenchana?”Tanya nya membuyarkan lamunanku
“aish! Perkataan pabu apa yang tadi kau ucapkan, hah! Itu sama sekali tidak lucu, ara! Jawabku kesal

Bukannya marah atas perkataan yang ku lontarkan barusan, dia malah tersenyum. Sekejab kemudian dia memeluk ku. Glek. Aku kaget bukan main. Baru kali ini aku dipeluk seorang yeoja selain amma ku. Ini sama sekali di luar dugaan ku. Salah. Ini salah. Bukannya seharusnya namja lah yang lebih dulu mengutarakan cinta dan memeluk yeojanya. Tapi ini malah kebalikannya.

Aku terpaku. Diam seribu bahasa. Banyak kata-kata yang ada di pikiran ku tapi tak satu pun dapat keluar dari mulutku. Mulutku seakan terkunci. Aku hanya bisa merasakan dekapan hangat dari tangan yuna yang melingkar indah di pinggangku. Beberapa saat kemudian ia melepaskan pelukannya padaku. Kejadian barusan, perkataan yang terlontar dari mulut yuna seakan bukan yuna. Aku sendiri tidak menyangka ia akan seberani itu. Tapi ada perasaan lain di dadaku. Perasaan bahagia, senang, rasa tidak percaya, bercampur aduk. “aku mencintaimu kwangmin, jauh sebelum kau mengenalku” ucapnya

Aku semakin tidak mengerti apa yang ia bicarakan. Bagaimana ia bisa mencintai ku, ia baru 1 bulan pindah keseoul. Dan ini kali pertama aku melihatnya. Bagaimana ia bisa mengenalku dan dengan mudahnya mengucapkan kata cinta.
“maksud mu?aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan” Tanya ku sedikit bingung
“ dan semenjak aku mendapatkan kehidupan ku yang baru, aku berjanji bakalan menceritakan semua rahasia ini padamu. Maaf jika selama ini aku selalu membuat mu marah, kesal. Aku memang sengaja melakukan semua itu, itu semata-mata supaya kamu tidak terpaku akan masa lalu, atas kenangan youngmin. Aku tidak ingin kau terus menyalahkan dirimu atas kepergian youngmin. Semua itu bukan salah mu kwangmin. Aku ingin kau kuat seperti apa yang yaoungmin inginkan dari mu”

Aku semakin tidak mengerti apa maksud perkataan yuna barusan. Aku selama ini tidak pernah menceritakan perihal yaoungmin padanya. Bagaimana ia bisa tau? Beribu pertanyaan menghinggapi otak ku. Rahasia apa yang sebenarnya ada di antara youngmin dan yuna?
“mian, sebelumnya aku tidak ada niat untuk membuat mu sedih. Beberapa tahun yang lalu aku mengalami kecelakaan hebat yang telah merenggut sesuatu yang indah pada diriku. Aku buta. Segala cara sudah dilakukan untuk mengembalikan penglihatanku. Namun semua itu sia-sia. Salah satunya jalan hanyalah jika seseorang mendonorkan kornea nya pada ku. Dan itu mustahil. Aku yang dulunya bahagia menjadi depresi karena berada dijalan yang buntu. Aku frustasi. Teman-teman menjauhi ku. Aku kehilangan akal sehat hingga hendak bunuh diri. Namun akhirnya youngmin lah yang aku temui”.
“dialah yang menolong ku disaat aku hendak bunuh diri. Sebelumnya aku sama sekali tidak kenal dengan youngmin. Tapi karena youngmin lah, aku jadi bersemangat untuk hidup kembali walau pun dalam keadaan buta, ia tetap menemani ku. Ia sudah ku anggap sebagai oppa ku juga malaikat pelindung ku. Sama seperti yang ia lakukan pada mu, menjadi malaikat pelindung mu meskipun betapa besar kau sangat membencinya. Ia banyak menceritakan hal-hal tentang dirimu. Hyung yang sangat ia banggakan. Keinginan terbesarnya ialah ia bisa seperti dirimu. ”

Mendengar yuna bercerita air mata ku tiba-tiba mengalir. Aku menatap birunya langit di atap gedung sekolah. Sebegitukah dia terhadap ku. Apa yang membuatnya ingin menjadi seperti diriku. Bukankah aku selalu jahat terhadapnya? Youngmin… rahasia apa lagi yang belum aku ketahui pada dirimu. Kau membuat ku semakin bersalah atas kepergian mu. Mianhae youngmin… jeongmal mianhae…
“beberapa waktu kemudian aku diberitahukan kalau aku mendapatkan donor mata. Setelah bertahun-tahun aku menginginkannya. Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk melihat lagi. Dan setelah sukses dengan operasi, akhirnya aku kembali melihat lagi. Tanpa tahu siapa yang telah mendonorkan mata indah ini padaku. Orang itu hanya meninggalkan sepucuk surat… dan orang itu adalah youngmin. Selain mendonorkan jantungnya untuk mu, ia juga mendonorkan matanya untuk ku. Di dalam suratnya ia meminta ku untuk menggantikannya menemanimu, melewati masa-masa susahmu. Ia ingin, ia selalu ada untuk kita meskipun ia sudah pergi, setidaknya masih ada sesuatu yang tertinggal dan ia berikan untuk yang terakhir kalinya untuk mu dan juga untuk ku. Setidaknya jantung dan mata yang ia berikan mewakilkan sebagian dari dirinya. Ia juga memberikan fotomu pada ku. Yang tanpa ku ketahui ternyata kalian adalah saudara kembar. Pertama kali melihat mu aku seakan benar-benar melihat sosok youngmin. Aku ingin sekali memeluk mu tapi tak bisa. Aku harus menepati janjiku pada youngmin untuk membuat mu lebih kuat dan menghapus rasa bersalah mu padanya.
Yuna menggenggam tangan ku. Aku hanya bisa menitikkan air mata. Jadi mata biru yang ku pandangi sekarang ini adalah milik youngmin. Mata indah yang selama ini tak pernah kusadari. Aku terharu. Atas ketulusan hati youngmin yang dengan tulus dan rela dalam kepergiannya tanpa organ yang lengkap.
“jadi, sudah saat nya kau harus mengubah sikap keras kepalamu itu. Sikap yang tidak perduli terhadap orang-orang disekitarmu. Tanpa kau sadari, sebenarnya banyak orang yang peduli terhadapmu. Jadilah seseorang yang kuat, pemberani dan tidak selalu melihat masa lalu. Aku ingin kau kuat seperti yang youngmin ceritakan padaku”.
“sekarang sudah ada aku yang akan selalu disisi mu. Aku memang tidak dapat menggantikan posisi youngmin, tapi setidaknya ijinkan aku menjadi malaikat pelindung mu, sama seperti yang youngmin lakukan dulu pada mu”.
Aku tidak sanggup lagi mendengar ucapan yuna. Kutarik tubuh mungilnya kedalam pelukanku. Isak tangisku meledak. “semenjak aku bertemu dengan mu di atap gedung ini, aku ingin mengucapkan sesuatu padamu” ucapku yang akhirnya bicara juga
“ucapan apa itu?” Tanya yuna penasaran
“saranghaeyo… yeoreo gagiro gomawoyo” [aku mencintai mu… dan terimakasih atas segalanya]

-          The end -

4 komentar:

  1. Bagus thor.. Tapi kependekan. Keep writing ya!! Fighting!!!

    BalasHapus
  2. Keren author...

    Keep writing ya ^_^

    BalasHapus
  3. Hueeeee Youngmin,,,wae wae wae??? Knapa harus Youngmin??? 😭😭

    BalasHapus